Tether, perusahaan yang berada di balik stablecoin terbesar di dunia USDT, baru saja menciptakan kegemparan di acara Bitcoin 2025. CEO Tether, Paolo Ardoino, mengumumkan bahwa perusahaan kini memiliki lebih dari 100.000 Bitcoin dan 50 ton emas, yang membantu meningkatkan keragaman dan kekuatan cadangannya.
Pada tahun 2024, Tether mencapai keuntungan besar sebesar 13 miliar USD. Perusahaan memegang 120 miliar USD obligasi treasury Amerika Serikat menjadikannya salah satu pemilik terbesar utang pemerintah jangka pendek domestik. Cadangan besar inilah yang mendukung mata uang stabil USDT yang digunakan oleh lebih dari 420 juta orang di seluruh dunia.
Strategi perusahaan sangat jelas—diversifikasi. Dengan lebih dari 6,8 miliar USD Bitcoin, Tether diperingkat sebagai salah satu perusahaan teratas yang memegang BTC. Cadangan emas perusahaan juga menarik perhatian, terutama ketika banyak investor tradisional beralih dari emas ke Bitcoin.
USDT saat ini berkontribusi pada 62% dari total transaksi spot di bursa terpusat. Tether tidak hanya digunakan untuk perdagangan cryptocurrency tetapi juga diperkirakan memiliki 138 juta pengguna yang mengakses USDT melalui platform lain.
Pidato Ardoino menunjukkan bahwa Tether menganggap dirinya sebagai kekuatan besar dalam dunia keuangan, bukan hanya sebagai penerbit stablecoin. Cadangan perusahaan saat ini sebesar bank dan dana besar, membuktikan bahwa mereka percaya pada aset digital dan tradisional.
Sementara itu, semua perhatian tertuju pada Washington saat sebuah undang-undang tentang struktur pasar penting akan diajukan dalam sidang kongres bulan depan, yang berpotensi membentuk kembali regulasi cryptocurrency di Amerika Serikat.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Tether Saat Ini Memegang 100.000 Bitcoin Dan 50 Ton Emas: Ardoino Mengatakan
Tether, perusahaan yang berada di balik stablecoin terbesar di dunia USDT, baru saja menciptakan kegemparan di acara Bitcoin 2025. CEO Tether, Paolo Ardoino, mengumumkan bahwa perusahaan kini memiliki lebih dari 100.000 Bitcoin dan 50 ton emas, yang membantu meningkatkan keragaman dan kekuatan cadangannya. Pada tahun 2024, Tether mencapai keuntungan besar sebesar 13 miliar USD. Perusahaan memegang 120 miliar USD obligasi treasury Amerika Serikat menjadikannya salah satu pemilik terbesar utang pemerintah jangka pendek domestik. Cadangan besar inilah yang mendukung mata uang stabil USDT yang digunakan oleh lebih dari 420 juta orang di seluruh dunia.
Strategi perusahaan sangat jelas—diversifikasi. Dengan lebih dari 6,8 miliar USD Bitcoin, Tether diperingkat sebagai salah satu perusahaan teratas yang memegang BTC. Cadangan emas perusahaan juga menarik perhatian, terutama ketika banyak investor tradisional beralih dari emas ke Bitcoin. USDT saat ini berkontribusi pada 62% dari total transaksi spot di bursa terpusat. Tether tidak hanya digunakan untuk perdagangan cryptocurrency tetapi juga diperkirakan memiliki 138 juta pengguna yang mengakses USDT melalui platform lain. Pidato Ardoino menunjukkan bahwa Tether menganggap dirinya sebagai kekuatan besar dalam dunia keuangan, bukan hanya sebagai penerbit stablecoin. Cadangan perusahaan saat ini sebesar bank dan dana besar, membuktikan bahwa mereka percaya pada aset digital dan tradisional. Sementara itu, semua perhatian tertuju pada Washington saat sebuah undang-undang tentang struktur pasar penting akan diajukan dalam sidang kongres bulan depan, yang berpotensi membentuk kembali regulasi cryptocurrency di Amerika Serikat.