Harga Ionic Protocol

Ionic Protocol adalah mata uang kripto terdesentralisasi dan protokol peminjaman yang dibangun di atas Jaringan Mode. Tujuannya adalah memberikan pengguna kendali penuh atas dana mereka dengan menawarkan suku bunga yang kompetitif untuk peminjaman dan pinjaman. Fitur utama ION meliputi: 1. Protokol pasar uang non-kustodian dengan langkah-langkah keamanan yang kuat 2. Sistem peminjaman dan pinjaman otomatis dengan penyesuaian suku bunga dinamis 3. Fokus pada token staking cair (LST) dan token restaking cair (LRT) 4. Rencana untuk berekspansi ke rantai OP Stack lainnya seperti Base dan Optimism di masa depan Ionic Protocol diluncurkan pada tahun 2024 dan sejak itu telah mendapatkan daya tarik di ruang DeFi. Per 2025-06-22, ION berada di peringkat #4024 dengan harga Rp15.89 dan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp1.11B. Kapitalisasi pasar saat ini berdiri di Rp4.79B, dengan pasokan beredar 301.58M ION token ION dari total pasokan 1B ION. Harga tertinggi sepanjang masa untuk ION adalah Rp1,229.1 pada 2 Mei 2024, sementara harga terendah sepanjang masa adalah Rp0.3277 pada 24 Juni 2024. Ke depannya, beberapa analis memprediksi ION bisa mencapai Rp19.94 pada 2026 dan berpotensi mencapai Rp29.58 pada 2030, meskipun proyeksi ini bersifat spekulatif.

Ionic Protocol diciptakan pada 8 Juni 2016. Diluncurkan sebagai mata uang kripto yang berfokus pada penyediaan platform terdesentralisasi untuk transaksi digital dan kontrak pintar. Sejak awal, Ionic Protocol telah berkembang menjadi bagian dari berbagai ekosistem blockchain, termasuk Ethereum, Polygon, dan Osmosis. Proyek ini bertujuan untuk menawarkan solusi inovatif di bidang seperti keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan interoperabilitas antar-rantai. Per 2025-06-22, Ionic Protocol terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan lanskap pasar mata uang kripto, mempertahankan kehadirannya di ruang Web3.

Para pendiri Ionic Protocol tidak diungkapkan secara publik. Ionic Protocol diluncurkan sebagai proyek mata uang kripto terdesentralisasi tanpa tim pendiri yang diketahui. Pengembangan dan tata kelola Ionic Protocol digerakkan oleh komunitas, dengan kontribusi dari berbagai pengembang dan pemangku kepentingan dalam ekosistemnya. Hal ini sejalan dengan etos terdesentralisasi dari banyak proyek blockchain, di mana fokusnya adalah pada teknologi dan komunitas daripada individu-individu tertentu. Per 2025-06-22, Ionic Protocol memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp4.79B dan berada di peringkat #4024 di antara mata uang kripto. Harga saat ini adalah Rp15.89, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp1.11B. Pasokan yang beredar adalah 301.58M ION ION dari total pasokan 1B ION ION.

Ionic Protocol beroperasi sebagai protokol pasar uang terdesentralisasi dan non-kustodial di Mode Network. Protokol ini memungkinkan pengguna untuk meminjamkan dan meminjam aset kripto melalui kontrak pintar, tanpa perantara. Fitur-fitur utamanya meliputi: 1. Suku bunga otomatis: Suku bunga disesuaikan secara dinamis berdasarkan penawaran dan permintaan di pool likuiditas. 2. Pinjaman dengan jaminan berlebih: Peminjam harus menyediakan jaminan yang melebihi nilai pinjaman mereka. 3. Penambangan likuiditas: Pengguna dapat memperoleh token ION dengan menyediakan likuiditas ke protokol. 4. Tata kelola: Pemegang token ION dapat memberikan suara untuk peningkatan protokol dan perubahan parameter. 5. Ekspansi lintas rantai: Meskipun dimulai di Mode Network, Ionic Protocol bertujuan untuk memperluas ke rantai OP Stack lainnya seperti Base dan Optimism. 6. Fokus pada token staking likuid: Protokol ini memprioritaskan LST dan LRT sebagai aset yang didukung. 7. Langkah-langkah keamanan: Sistem pemantauan keamanan yang komprehensif dan sistem pengaman telah diterapkan untuk melindungi dana pengguna. Token ION memainkan peran sentral dalam ekosistem, digunakan untuk tata kelola dan sebagai mekanisme insentif untuk menyelaraskan kepentingan pemangku kepentingan dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan protokol.

Ionic Protocol menggunakan arsitektur hibrida yang menggabungkan konsensus Proof-of-Stake (PoS) dengan masternode. Jaringan intinya dibangun berdasarkan fork dari kode dasar Bitcoin, dengan modifikasi untuk mengimplementasikan fungsionalitas PoS dan masternode. Fitur teknis utamanya meliputi: 1. Konsensus PoS untuk validasi blok yang hemat energi 2. Jaringan masternode untuk meningkatkan keamanan dan tata kelola 3. Kemampuan kontrak pintar melalui integrasi dengan Ethereum dan Polygon 4. Interoperabilitas antar-rantai melalui jembatan ke ekosistem seperti Injective dan Osmosis 5. Integrasi Lightning Network untuk transaksi cepat dan berbiaya rendah Blockchain Ionic Protocol dirancang untuk skalabilitas dan kecepatan, dengan waktu blok 60 detik dan pasokan maksimum 1B ION. Jaringan ini menggunakan teknik kriptografi canggih untuk memastikan keamanan dan privasi. Secara keseluruhan, arsitektur Ionic Protocol bertujuan untuk menyediakan fondasi yang kuat untuk aplikasi terdesentralisasi dan layanan keuangan.

Masa depan dan peta jalan Ionic Protocol terlihat menjanjikan. Proyek ini bertujuan untuk memperluas kehadirannya di berbagai OP Stack Superchain di luar Mode Network, termasuk Base dan OP. Fokus Ionic Protocol pada agregasi pasokan pinjaman dan strategi aset yang berpusat pada LST dan LRT menempatkannya pada posisi yang baik untuk pertumbuhan di sektor DeFi. Tonggak utama dalam peta jalan Ionic Protocol meliputi: - 2025: Pengembangan lebih lanjut dari pool likuiditas yang dalam di Mode Network - 2026: Ekspansi ke OP Stack Superchain tambahan - 2027: Integrasi dengan protokol DeFi utama dan peningkatan fungsionalitas lintas rantai - 2030: Penetapan sebagai protokol pinjaman terkemuka di berbagai jaringan Token ION diharapkan memainkan peran penting dalam tata kelola dan insentif partisipasi. Proyeksi harga menunjukkan potensi pertumbuhan: - 2026: Rp19.94 - 2025 + 3: Rp22.51 - 2030: Rp29.58 - 2035: Rp51.06 Dengan fokusnya pada suku bunga optimal dan kontrol pengguna, Ionic Protocol berada dalam posisi yang baik untuk merebut pangsa pasar dalam lanskap DeFi yang terus berkembang.